Postingan

01 - Si Kaki Mungil

Gambar
Adakah yang ingin kembali pada masa kecilnya? Jika iya, maka sama halnya dengan Elisa. Dia merindukan masa kecilnya. Dia dibesarkan di pondok tua, letaknya di tepi sungai dan dikelilingi pohon rindang. Teduh, nyaman, dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Ketika pagi, embun menyapa dengan udara sejuknya. Ketika malam, hening datang bersama angin dinginnya. Namun tetap tidak mengubah kehangatan yang terus memeluk pemilik pondok tua yang tak lain adalah kakek dan nenek Elisa. Benar, Elisa lahir dan menikmati masa kecilnya disana. Masa yang begitu memanjakan dia dengan banyak kasih sayang dari orang-orang tercinta. Suatu ketika, ia pergi menyusuri sungai kecil, ia menemukan seekor kelinci sedang memakan dedaunan hijau dengan lahapnya. Ketika dia mendekatinya, kelinci itu berlari mendekati kaki mungil yang lain. "Dia..." Elisa bergumam dalam hati kecilnya sambil memasang senyum manisnya. Tentu saja ia mengenal siapa si kaki mungil itu. Seorang anak laki-laki yang ...

Unrequited

Gambar
Binar di mata tak dapat menutupi Derai air yang jatuh di peraduan malam panjang Senyum simpul di bibir manis tak dapat samari Lelah bathin menyimpan luka yang teramat sulit hilang . Peristiwa yang terekam selalu menyisihkan kenangan Kisah lampau yang enggan pergi dari ingatan Seolah membalut luka dengan luka yang lain Menolak berbagi luka dengan yang lain . Bersembunyi dalam garis senyuman Bersembunyi dalam kegelapan Kau ketuk pintu langit dengan alunan Kau pecah sunyi malam dengan isakan . Beralas sajadah biru Mengadu lelah yang tak dapat lagi kau tahan Memohon pada yang satu Berharap sembuh dari luka yang telah lama kau simpan . Kau selipkan harapan di dalam doa Kau pinta bahagia untuk ananda tercinta Kau beri kasih serta cinta yang tulus Meski terkadang hati mu pupus . Bunda.. Cinta ananda tak akan pernah sebanding dengan cinta yang kau punya Lelah dan derai air matamu akan berbalas syurga Itulah pinta tulus ananda pada sang ESA -ME-

Match

Gambar
Duhai kekasih yang sejak awal Allah sandingkan namamu denganku sebelum kita terlahir di bumi.. Namamu tersebut dalam sujud Namamu melangit dalam doa Dalam sebuah pengharapan sabar nan setia Dalam sebuah penantian panjang nan ikhlas Semoga kau selalu baik dimanapun berada Semoga Allah selalu kau nomor satukan sepanjang nafas Semoga jalanmu senantiasa Allah ridhoi Semoga hatimu tak pernah kau bagi . Ketahuilah kekasih.. Aku selalu mencoba menjaga hati ini sampai saatnya kau tiba Aku selalu berharap kau datang dengan keadaan yang sama . Selalu ku ingat.. Yang baik, hanya untuk yang baik Yang terjaga, hanya untuk yang menjaga Apakah keadaan kita sama nantinya? Tak pernah ku menyerah untuk mencoba Namun kadang kala hati lemah tanpa daya Allah memanggil aku lagi dan lagi, tanpa lelah Sementara aku memanggilmu lagi dan lagi, tanpa pasrah . Aku malu kekasih.. Pada DIA yang memelukku sepanjang sujud Pada DIA yang tenangkan hatiku saat kalut Kini.. Aku hany...

Comedown

Gambar
Ada rasa yang utuh untukmu dalam hati Ada lisan yang tak henti memintamu dalam doa Ada jiwa yang kian menantimu dalam rindu Ada mata yang mengabadikanmu dalam ingatan . Hingga sejak saat itu, semua pergi.. Ku bawa puing-puing kenangan Ku bawa kepingan harapan Ku berdiri pada kaki yang hilang tumpuan Ku hentikan waktu yang mampu menjatuhkan . Segala yang telah lama ku pertahankan Semua masih sama, kamu yang tak lagi sama Segalanya telah kamu tinggalkan Tapi aku masih tetap bertahan memeluk bayangan . Cukup, jangan lagi memaksa diri Terpaku pada jiwa yang tak dapat meneduhkan hati Pada sosok yang mungkin tak melihat hati ini menanti Biarkan waktu yang mengobati Entah berapa lama, meski sudah berapa purnama terlewati Kamu, masih saja datang dalam mimpi.. ME

Ended

Gambar
Detik terus berdetak Merajam ku sebagai pengingat Bahwa waktu tak dapat mundur Dan kenyataan tak selalu manis Sama halnya dengan detik Rasa merajam ku dengan harapan Tapi juga menjadi pengingat Bahwa kamu mungkin saja bukan separuh imanku Dan mungkin bukan yang Tuhan mau Rasanya lelah Tiap detik berhias rasa padamu Sujud ku menampar bathin Bahwa ini sebuah kesalahan Berharap pada manusia hanya datangkan kecewa Tapi tidak bila harapan itu melangit Tuhan tak pernah bohong atas apa yang dijanjikan Kini.. Sadar ku harus kembali Bersiap menghujam hati menghakimi hidup Terakhir.. Kamu terakhir yang membuat aku berpaling Pada cinta yang seharusnya ku genggam utuh Pada DIA yang tak pernah bohong Selanjutnya.. Ku serahkan takdir hidup pada yang ESA ME

Samudra

Gambar
Aku bukan seorang penyair Yang dengan syair-syair  indahnya dapat mematahkan hati orang yang mendengarnya.. Bukan pula seorang puitis Yang dengan kata-kata bijaknya dapat memukau para pembacanya.. Bukan jua seorang penulis Yang dengan tulisannya mampu membuka cakrawala dunia.. Aku hanyalah aku Yang menjadikan kamu sebagai alasan mengapa aku ingin selalu mendengar dan membaca segala hal tentang duniamu Memaksaku untuk bisa masuk ke dalamnya Kamulah alasan mengapa sampai detik ini aku ingin selalu menulis Merangkai indahnya masa depan dimana duniamu dan duniaku menjadi satu dalam sebuah tulisan yang hanya sebatas khayalan kosong namun tetap bernilai harapan Kamu jualah alasan mengapa sampai detik ini aku bertahan Dengan rindu yang menusuk kalbu Dengan cinta yang belum menemui titik temu Dengan rasa yang hanya bisa tergambar dalam sebuah lukisan Dan dengan langkah yang mengharap akhir bahagia dari sebuah perjalanan ~ ME ~

Laceration

Gambar
Aku Kehilangan... Tiang penopang tubuh yang perlahan harus aku lepaskan Matahariku.. yang selama ini memberiku kehangatan Bintangku.. yang selama ini menerangi dikegelapan Apapun yang menggambarkan sosok dirimu yang selama hembusan nafas selalu aku dambakan Aku Kehilangan... Entah harus kemana lagi aku harus mencari Hati ini sudah mulai terasa mati Tak lagi ada sosok dirimu yang selama ini menemani Tak terlihat lagi senyuman yang selalu aku nanti Kini aku terbaring lemah terbunuh sepi Menatap langit yang seolah mulai menghakimi Tak bisakah sedikit saja bintang mengerti Banyak sekali angan yang selama ini ku ukir di langit malam Tapi tetap saja waktu selalu memberi jawaban kelam Tak bolehkah api ini ku pertahankan agar tidak padam Andai saja kau mampu mengerti Andai saja kau coba pahami Andai saja kau sanggup menyelami Seindah apa kau di dalam sana Sesakit apa luka yang aku punya Sedalam apa rasa yang aku jaga Teruntuk kam...